Selama ini, kebanyakan peternak ayam broiler menggunakan pemanas dengan bahan bakar minyak tanah, kurang lebih 75 persen peternak Indonesia. Tapi itu terjadi ketika harga minyak tanah masih murah, sehingga pemakaiannya cukup banyak. Namun, sekarang para peternak menggunakan pemanas dari gas LPG, selain harganya yang murah. LPG memiliki beberapa keunggulan antara lain suhu yang terkontrol, tidak menimbulkan asap (polusi udara) dan mudah diperoleh untuk saat ini. Saat ini, hampir semua farm menggunakan bahan bakar gas sebagai pemanas brooding, pemakaian gas memudahkan dalam pengoperasian, pengaturan suhu, penyalaan, dan pematiannya. Para peternak skala besar dan menengah meyakini bahwa pemakaian gas paling aman sebagai pemanas brooding.
Pada masa brooding, anak ayam (DOC) broiler akan memilih suhu yang nyaman sendiri sesuai kebutuhannya. Pemanas biasa digunakan sampai umur 2 minggu, karena umur dibawah itu ayam belum mampu mengatur suhu badannya. Namun hal tersebut tidak dapat dipakai standart, karena penggunaan pemanas dapat disesuaikan dengan kondisi cuaca pada farm. Sedangkan pemanas yang sering digunakan farm adalah pemanas gas, hal ini karena pemanas gas LPG sangat mudah digunakan. Harganya memang relatif mahal, sehingga perlu pertimbangan yang matang bagi peternak. Pemanas jenis ini sendiri memiliki banyak keunggulan, diantaranya panas yang dihasilkan sangat cukup, stabil dapat difokuskan, tidak menimbulkan polusi udara (asap). Selain pemanas LPG, ada semawar yang relatif sederhana karena hanya memanfaatkan tungku yang biasa digunakan tukang bakso atau mie ayam keliling, yang dimodifikasi dengan diberi payung bulat. Biasanya menggunakan minyak tanah, namun sekarang beralih ke LPG. Dari pengadaan peralatan memang lebih murah dibandingkan pemanas gas, namun nyala api yang dihasilkan sangat riskan terjadi kebakaran. Selain itu tudung / payung yang digunakan mudah rusak, sehingga banyak panas yang terbuang, dan pergantian peralatan relatif sering dilakukan.
Selain pemanas gas dan semawar, ada pemanas batu bara dan yang menggunakan bahan bakar kayu. Harga batu bara yang murah serta tungku pembakar yang sederhana menjadikan pengadaan pemanas ini relatif murah sehingga banyak peternaka tertarik menggunakannya. Tapi ada beberapa kelemahan, panas yang dihasilkan memang cukup tapi kurang stabil, diperlukan tungku yang lebih banyak. Ketika pertama kali dinyalakan akan timbul asap yang dapat menggangu pernafasan ayam, dan berpotensi menjadi penyakit pernafasan. Saat selesai pembakaran tapi bahan bakar masih banyak, sisa batu bara akan terbuang sia-sia. Pemanas dari kayu bakar merupakan cara yang tradisional, karena hanya memanfaatkan drum bekas dan diisi dengan kayu bakar atau sekam kemudian dibakar. Biaya pengadaannya relatif murah, namun saat digunakan paling tidak efektif. Asap akan timbul sepanjang pembakaran yang mengganggu kesehatan pernafasan ayam. Suhu yang dihasilkan tidak dapat dikontrol dan tidak terfokus. Hal itu dapat berakibar pada pertumbuhan ayam yang tidak merata karena lingkungan yang kurang nyaman.
Jika anda membutuhkan pemanas gas maupun peralatan kandang ayam broiler lainnya klik disini